Selasa, 05 Juli 2011

Penulis: Ummu Rumman Siti Fatimah; Muraja’ah: ustadz Abu Salman

Dari Atha bin Abi Rabah, ia berkata, Ibnu Abbas berkata padaku,
“Maukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?”
Aku menjawab, “Ya”

Ia berkata, “Wanita hitam itulah yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, ‘Aku menderita penyakit ayan (epilepsi) dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya.’

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.’

Wanita itu menjawab, ‘Aku pilih bersabar.’ Lalu ia melanjutkan perkataannya, ‘Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.’

Maka Nabi pun mendoakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Betapa rindunya hati ini kepada surga-Nya yang begitu indah. Yang luasnya seluas langit dan bumi. Betapa besarnya harapan ini untuk menjadi salah satu penghuni surga-Nya. Dan subhanallah! Ada seorang wanita yang berhasil meraih kedudukan mulia tersebut. Bahkan ia dipersaksikan sebagai salah seorang penghuni surga di kala nafasnya masih dihembuskan. Sedangkan jantungnya masih berdetak. Kakinya pun masih menapak di permukaan bumi.


Sebagaimana perkataan Ibnu Abbas kepada muridnya, Atha bin Abi Rabah, “Maukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?” Aku menjawab, “Ya”
Ibnu Abbas berkata, “Wanita hitam itulah….dst”

Wahai saudariku, tidakkah engkau iri dengan kedudukan mulia yang berhasil diraih wanita itu? Dan tidakkah engkau ingin tahu, apakah gerangan amal yang mengantarkannya menjadi seorang wanita penghuni surga?

Apakah karena ia adalah wanita yang cantik jelita dan berparas elok? Ataukah karena ia wanita yang berkulit putih bak batu pualam?

Tidak. Bahkan Ibnu Abbas menyebutnya sebagai wanita yang berkulit hitam.

Wanita hitam itu, yang mungkin tidak ada harganya dalam pandangan masyarakat. Akan tetapi ia memiliki kedudukan mulia menurut pandangan Allah dan Rasul-nya. Inilah bukti bahwa kecantikan fisik bukanlah tolak ukur kemuliaan seorang wanita. Kecuali kecantikan fisik yang digunakan dalam koridor yang syar’i. Yaitu yang hanya diperlihatkan kepada suaminya dan orang-orang yang halal baginya.

Kecantikan iman yang terpancar dari hatinyalah yang mengantarkan seorang wanita ke kedudukan yang mulia. Dengan ketaqwaannya, keimanannya, keindahan akhlaqnya, amalan-amalan shalihnya, seorang wanita yang buruk rupa di mata manusia pun akan menjelma menjadi secantik bidadari surga.

Bagaimanakah dengan wanita zaman sekarang yang sibuk memakai kosmetik ini-itu demi mendapatkan kulit yang putih tetapi enggan memutihkan hatinya? Mereka begitu khawatir akan segala hal yang bisa merusak kecantikkannya, tetapi tak khawatir bila iman dan hatinya yang bersih ternoda oleh noda-noda hitam kemaksiatan – semoga Allah Memberi mereka petunjuk -.

Kecantikan fisik bukanlah segalanya. Betapa banyak kecantikan fisik yang justru mengantarkan pemiliknya pada kemudahan dalam bermaksiat. Maka saudariku, seperti apapun rupamu, seperti apapun fisikmu, janganlah engkau merasa rendah diri. Syukurilah sebagai nikmat Allah yang sangat berharga. Cantikkanlah imanmu. Cantikkanlah hati dan akhlakmu.

Wahai saudariku, wanita hitam itu menderita penyakit ayan sehingga ia datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meminta beliau agar berdoa kepada Allah untuk kesembuhannya. Seorang muslim boleh berusaha demi kesembuhan dari penyakit yang dideritanya. Asalkan cara yang dilakukannya tidak melanggar syariat. Salah satunya adalah dengan doa. Baik doa yang dipanjatkan sendiri, maupun meminta didoakan orang shalih yang masih hidup. Dan dalam hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki keistimewaan berupa doa-doanya yang dikabulkan oleh Allah.

Wanita itu berkata, “Aku menderita penyakit ayan dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya.”

Saudariku, penyakit ayan bukanlah penyakit yang ringan. Terlebih penyakit itu diderita oleh seorang wanita. Betapa besar rasa malu yang sering ditanggung para penderita penyakit ayan karena banyak anggota masyarakat yang masih menganggap penyakit ini sebagai penyakit yang menjijikkan.

Tapi, lihatlah perkataannya. Apakah engkau lihat satu kata saja yang menunjukkan bahwa ia benci terhadap takdir yang menimpanya? Apakah ia mengeluhkan betapa menderitanya ia? Betapa malunya ia karena menderita penyakit ayan? Tidak, bukan itu yang ia keluhkan. Justru ia mengeluhkan auratnya yang tersingkap saat penyakitnya kambuh.
Subhanallah. Ia adalah seorang wanita yang sangat khawatir bila auratnya tersingkap. Ia tahu betul akan kewajiban seorang wanita menutup auratnya dan ia berusaha melaksanakannya meski dalam keadaan sakit. Inilah salah satu ciri wanita shalihah, calon penghuni surga. Yaitu mempunyai sifat malu dan senantiasa berusaha menjaga kehormatannya dengan menutup auratnya. Bagaimana dengan wanita zaman sekarang yang di saat sehat pun dengan rela hati membuka auratnya???

Saudariku, dalam hadits di atas terdapat pula dalil atas keutamaan sabar. Dan kesabaran merupakan salah satu sebab seseorang masuk ke dalam surga. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.” Wanita itu menjawab, “Aku pilih bersabar.”

Wanita itu lebih memilih bersabar walaupun harus menderita penyakit ayan agar bisa menjadi penghuni surga. Salah satu ciri wanita shalihah yang ditunjukkan oleh wanita itu lagi, bersabar menghadapi cobaan dengan kesabaran yang baik.
Saudariku, terkadang seorang hamba tidak mampu mencapai kedudukan kedudukan mulia di sisi Allah dengan seluruh amalan perbuatannya. Maka, Allah akan terus memberikan cobaan kepada hamba tersebut dengan suatu hal yang tidak disukainya. Kemudian Allah Memberi kesabaran kepadanya untuk menghadapi cobaan tersebut. Sehingga, dengan kesabarannya dalam menghadapi cobaan, sang hamba mencapai kedudukan mulia yang sebelumnya ia tidak dapat mencapainya dengan amalannya.

Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika datang suatu kedudukan mulia dari Allah untuk seorang hamba yang mana ia belum mencapainya dengan amalannya, maka Allah akan memberinya musibah pada tubuhnya atau hartanya atau anaknya, lalu Allah akan menyabarkannya hingga mencapai kedudukan mulia yang datang kepadanya.” (HR. Imam Ahmad. Dan hadits ini terdapat dalam silsilah Al-Haadits Ash-shahihah 2599)
Maka, saat cobaan menimpa, berusahalah untuk bersabar. Kita berharap, dengan kesabaran kita dalam menghadapi cobaan Allah akan Mengampuni dosa-dosa kita dan mengangkat kita ke kedudukan mulia di sisi-Nya.
Lalu wanita itu melanjutkan perkataannya, “Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berdoa kepada Allah agar auratnya tidak tersingkap. Wanita itu tetap menderita ayan akan tetapi auratnya tidak tersingkap.
Wahai saudariku, seorang wanita yang ingatannya sedang dalam keadaan tidak sadar, kemudian auratnya tak sengaja terbuka, maka tak ada dosa baginya. Karena hal ini di luar kemampuannya. Akan tetapi, lihatlah wanita tersebut. Bahkan di saat sakitnya, ia ingin auratnya tetap tertutup. Di saat ia sedang tak sadar disebabkan penyakitnya, ia ingin kehormatannya sebagai muslimah tetap terjaga. Bagaimana dengan wanita zaman sekarang yang secara sadar justru membuka auratnya dan sama sekali tak merasa malu bila ada lelaki yang melihatnya? Maka, masihkah tersisa kehormatannya sebagai seorang muslimah?


Saudariku, semoga kita bisa belajar dan mengambil manfaat dari wanita penghuni surga tersebut. Wallahu Ta’ala a’lam.

Marji’:

Syarah Riyadhush Shalihin (terj). Jilid 1. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin. Cetakan ke-3. Penerbit Darul Falah. 2007 M.

Ablution and Prayer

Tersebutlah seorang ahli ibadah bernama Isam bin Yusuf.Ia terkenal wara’, tangguh dalam ibadah dan sangat khusyuk shalatnya.
Namun dia selalu khawatir kalau ibadahnya tidak diterima Allah.


Suatu hari Isam menghadiri pengajian seorang sufi terkenal bernama Hatim Al Asham.
Isam bertanya, Wahai Aba Abdurrahman (panggilan Hatim), bagaimanakah cara Anda shalat?
Apabila masuk waktu shalat, saya berwudhu secara lahir dan batin,”Jawab Hatim.
Bagaimana wudhu batin itu? tanya Isam kembali.


Wudhu lahir adalah membasuh semua anggota wudhu dengan air.
Sedangkan wudhu batin adalah membasuh anggota badan dengan tujuh perkara..
Yaitu; 1.dengan tobat,  2.menyesali dosa, 3.membersihkan diri dari cinta dunia, 4.tidak mencari dan mengharapkan pujian dari manusia, 5.meninggalkan sifat bermegah-megahan, 6.menjauhi khianat dan menipu, 7.serta meninggalkandengki, papar Hatim.


Ia melanjutkan, Setelah itu aku pergi ke masjid, kuhadapkan muka dan hatiku ke arah kiblat.
Aku berdiri dengan penuh rasa malu. Aku bayangkan Allah ada di hadapanku, surga di sebelah kananku, neraka di sebelahkiriku, malaikat maut berada dibelakangku. Aku bayangkan pulaseolah-olah aku berdiri di atas titian Shirathal Mustaqiim dan aku menganggap shalatku ini adalah shalat terakhir bagiku.
Kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik. Setiap bacaan dan doa dalam shalat berusaha aku pahami maknanya.
Aku pun rukuk dan sujud dengan mengecilkan diri sekecil-kecilnya di hadapan Allah.
Aku bertasyahud( tahiyyat) dengan penuh pengharapan dan aku memberi salam dengan ikhlas.
Seperti itulah shalat yang aku lakukan dalam 30 tahun terakhir.


Mendengar paparan tersebut, Isam bin Yusuf tertunduk lesu dan menangis tersedu-sedu
membayangkan ibadahnya yang tak seberapa bila dibandingkan Hatim Al Asham.


Wudhu dan penghapusan dosa Jangan sepelekan wudhu. Inilah pesan tersirat yang disampaikan Hatim Al Asham.
Mengapa? Shalat dan wudhu adalah satu kesatuan, bagaikan dua sisi mata uang. 
 Tidak akan berkualitas shalat seseorang bila wudhunya tidak berkualitas.
Pun tidak akan diterima shalat bila tidak diawali wudhu. Melalaikan wudhu sama artinya dengan melalaikan shalat.
Wudhu adalah prosesi ibadah yang dipersiapkan untuk mensucikan diri agar mampu melakukan komunikasi Dzat Yang Mahasuci.


Karena itu, menyempurnakan wudhu adalah sebuah keutamaan sekaligus keharusan.
Saat seseorang berwudhu kemudian membaguskan wudhunya dan mengerjakan shalat dua rakaat, di mana ia tidak berbicara dengan dirinya dalam berwudhu dan shalatnya tentang hal duniawi, niscaya keluarlah ia dari segala dosanya, seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya. Demikian sabda Rasulullah SAW dari Utsman bin Affan (HR Bukhari Muslim).


Kata “membaguskan wudhu” dalam hadis ini jangan sekadar dipahami membasuh anggota-anggota badan tertentu secara merata. Namun ada yang lebih penting, yaitu membasuh, membersihkan dan mensucikan organ-organ batin dari keburukan dan dosa sambil terus berzikir kepada Allah. Inilah yang dikatakan wudhu batiniah. Wudhu yang akan membuat shalat kita adaruh-nya.
Tampaknya hadis ini memiliki korelasi kuat dengan hadis yang disampaikan Utsman bin Affan lainnya.


Rasulullah SAW bersabda;
Bila seorang Muslim berwudhu, ketika membasuh muka, maka keluar dari wajahnya dosa-dosa yangpernah dilakukan matanya bersama tetesan air yang terakhir. Ketika membasuh kedua tangannya, maka keluarlah setiap dosa yang pernah dilakukan tangannya bersama tetesan air yang terakhir. Ketika membasuh kakinya, maka keluarlah dosa yang dijalani oleh kakinya bersama tetesan air yang terakhir, sampai ia bersih dari semua dosa. (HR Muslim).


Pengampunan dosa ini akan sulit terwujud dalam wudhu, andai hati lalai dari mengingat Allah. Rasulullah SAW menegaskan, Barangsiapa mengingat Allah ketika wudhu, niscaya Allah sucikan tubuhnya secara keseluruhan. Dan barangsiapa tidak mengingat Allah, niscaya tidak disucikan oleh Allah dari tubuhnya selain yang terkena air saja. (HR Abdul Razaq Filjam Ishaghir).


Sebenarnya, kata kunci untuk mensinkronkan wudhu lahir dan wudhu batin adalah kesadaran atau niat yang tulus. Kita sadar apa yang sedang kita lakukan. Sadar bahwa wudhu adalah prosesi pembersihan diri. Sadar bahwa wudhu adalah sarana untuk taqarrub ilallah. Sadar bahwa setiap basuhan air wudhu akan menggugurkan dosa-dosa. Intinya kita sadar akan hakikat dan keutamaan wudhu serta memahami tatacaranya seperti yang dicontohkanRasulull ah SAW.


Adanya kesadaran akan melahirkan ketersambungan hati dengan Allah SWT. Saat berkumur-kumur misalnya, sadari dan niatkan bahwa air yang masuk ke mulut bukan sekadar membersihkan kotoran lahir, tapi juga dosa-dosa yang pernah terucap lewat lisan. Demikian pula saat mencuci telapak tangan, membersihkan lubang hidung, membasuh muka, membasuh tangan sampai siku, dsb.
Niatkan sebagai sarana pembersihan dosa yang ada pada bagian-bagian tubuh tersebut.


Wudhu sebelum tidur
Aktivitas wudhu, sebetulnya tidak terbatas hanya ketika akan shalat. Setiap saat memiliki wudhu adalah sebuah keutamaan. Sebab dengan selalu menjaga wudhu, seseorang akan lebih terjaga perilaku serta kesehatan fisik dan jiwanya. Salah satunya menjelang tidur.
Dari Al Bara’ bin ‘Azid, Rasulullah SAW bersabda, Kapan pun engkau hendak tidur berwudhulah terlebih dahulu sebagaimana engkau hendak mengerjakan shalat, berbaringlah dengan menghadap ke arah kanan dan berdoalah (HR Bukhari).


Hikmahnya, mengawali tidur dengan wudhu dan berzikir akan membuat tidur kita bernilai ibadah dan dicatat sebagai aktivitas dzikir.
Seorang ahli kesehatan mengungkapkan, bila sebelum tidur kita berwudhu dan meminum sepertiga gelas air putih, maka akan terjadi proses grounding dan netralisasi muatan negatif dalam tubuh. Hasilnya kita akan tidur tenang dalam pelukan cinta dan rahmat Allah. Bila kita berzikir dan memuji Allah sebelum tidur, maka memori kita yang terdalam akan merekam dengan baik ikrar cinta kita kepada Allah SWT.


Wudhu menjelang tidur, akan mendekatkan seseorang kepada surga. Rasul pernah memvonis seseorang sebagai ahli surga. Para sahabat penasaran.. Apa gerangan yang membuat orang tersebut dimuliakan sedemikian rupa. Setelah diselidiki, ternyata sebelum tidur ia selalu berwudhu. Ia bersihkan anggota badannya dari najis. Dan sebelum mata terpejam, ia bersihkan hatinya dari iri, dengki, dendam, serta kebencian. Ia lupakan pula keburukan orang lain kepadanya, sehingga hatinya benar-benar lapang.
Demikianlah, bagi seorang Mukmin, wudhu adalah pembersih di dunia dan perhiasan indah pada Hari Kiamat (HR Muslim).


Wallaahu a’lam.***


SIFAT SAHUR DAN BUKA PUASA NABI S.A.W

Beberapa pembahasan tentang sahur, diantaranya:
1. Hikmahnya
Allah Ta`ala mewajibkan puasa kepada kita sebagaimana telah mewajibkannya kepada orang-orang sebelum kita dari kalangan Ahlul Kitab, Allah Ta`ala berfirman (yang artinya): "Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu puasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa." (QS Al Baqarah: 183).
Waktu dan hukum yang diwajibkan atas Ahlul Kitab adalahi tidak boleh makan, minum, dan jima' setelah tidur, artinya jika tertidur, maka tidak boleh makan sampai malam berikutnya. Hal itu ditetapkan juga untuk kaum muslimin, sebagaimana telah dijelaskan. Maka ketika hukum tersebut dihapuskan, Rasulullah SAW memerintahkan umatnya makan sahur untuk membedakannya dengan puasa Ahlul Kitab.  
Dari 'Amr bin 'Ash RA Rasulullah SAW bersabda (yang artinya), "Pembeda antara puasa kita dengan puasanya Ahlul Kitab adalah makan sahur." (HR Muslim 1096). 
2. Keutamaannya
a. Sahur Barokah   Dari Salman RA Rasulullah SAW bersabda (yang artinya), "Barokah ada pada tiga perkara: Jama'ah, Tsarid, dan makan sahur." (HR Thabrani, Abu Nu'aim).  
Dari Abdullah bin Al Harits dari seorang shahabat Rasulullah SAW: Aku masuk menemui Nabi SAW ketika dia makan sahur, beliau berkata, "Sesungguhnya makan sahur adalah barokah yang Allah Ta`ala berikan pada kalian maka janganlah kalian tinggalkan." (HR An Nasaa`i dan Ahmad). Keberadaan sahur sebagai barokah sangatlah jelas, karena dengan makan sahur berarti mengikuti sunnah, menumbuhkan semangat serta meringankan beban yang berat bagi yang berpuasa, dalam makan sahur juga menyelisihi Ahlul Kitab karena mereka tidak melakukan makan sahur. Oleh karena itu Rasulullah SAW menamainya makan pagi yang diberkahi sebagaimana dalam dua hadits Al Irbadh bin Sariyah dan Abi Darda` radhiyallahu 'anhuma, "Marilah menuju makan pagi yang diberkahi, yakni sahur."
b. Allah dan MalaikatNya bershalawat kepada orang-orang yang sahur.  Dari Abu Sa'id Al Khudri RA, Rasulullah SAW bersabda (yang artinya), "Sahur itu makanan yang barokah, janganlah kalian meninggalkannya walaupun hanya meneguk seteguk air, karena Allah Ta`ala dan malaikatNya bershalawat kepada orang-orang yang sahur." 
3. Mengakhirkan Sahur  
Anas RA meriwayatkan dari Zaid bin Tsabit RA, "Kami makan sahur bersama Rasulullah SAW kemudian beliau shalat, aku tanyakan (kata Anas): Berapa lama jarak antara adzan dan sahur? Beliau menjawab, "Kira-kira 50 ayat membaca Al Qur'an." (HR Bukhari Muslim).
4. Hukumnya
Rasulullah SAW memerintahkannya dengan perintah yang sangat ditekankan. Beliau bersabda (yang artinya), "Barangsiapa yang mau berpuasa hendaklah sahur dengan sesuatu." (HR Ibnu Abi Syaibah, Ahmad, Abu Ya'la, Al Bazzar). Dan bersabda (yang artinya), "Makan sahurlah kalian karena dalam sahur ada barokah." (HR Bukhari Muslim).Perintah nabi ini sangat ditekankan anjurannya, hal ini terlihat dari beberapa sisi:Perintah untuk makan sahur.  Sahur adalah syiarnya puasa seorang muslim, dan pembeda antara puasa kita dan puasa ahlul kitab.Larangan meninggalkan sahur.     Inilah qarinah yang kuat dan dalil yang jelas. Walaupun demikian, Al Hafizh Ibnu Hajar menukilkan dalam kitabnya Fathul Bari (4/139) ijma' atas sunnahnya. Wallahu a'lam. 

BERBUKA
1. Kapan orang yang berpuasa berbuka?
Allah Ta`ala berfirman (yang artinya), "Kemudian sempurnakanlah puasa hingga malam."Rasulullah SAW menafsirkannya dengan datangnya malam dan perginya siang serta sembunyinya bundaran matahari.
Syaikh Abdur Razzaq telah meriwayatkan dalam Mushannaf (7591) dengan sanad yang dishahihkan oleh Al Hafizh dalam Fathul Bari (4/199) dan Al Haitsami dalam Majma Zawaid (3/154) dari Amr bin Maimun Al Audi, “Para shahabat Muhammad SAW adalah orang-orang yang paling bersegera dalam berbuka puasa dan paling lambat dalam sahur.”
2. Menyegerakan berbuka
Dari Sahl bin Sa'ad RA  Rasulullah SAW bersabda,"Manusia akan terus dalam kebaikan selama menyegerakan buka." (HR Bukhari dan Muslim).
Menyegerakan buka adalah sunnah Rasulullah SAW. Dari Sahl bin Sa'ad RA, Rasulullah SAW bersabda(yang artinya), "Umatku akan terus dalam sunnahku selama mereka tidak menunggu bintang ketika berbuka (puasa)." (HR Ibnu Hibban). Menyegerakan buka berarti menyelisihi Yahudi dan Nashara. Dari Abu Hurairah RA  Rasulullah SAW bersabda (yang artinya), “Agama ini akan terus jaya selama menyegerakan buka, karena orang Yahudi dan Nashara mengakhirkannya.” (HR Abu Dawud, Ibnu Hibban).
Berbuka sebelum shalat maghrib.
Rasulullah SAW berbuka sebelum shalat maghrib (HR Ahmad, Abu Dawud), karena menyegerakan berbuka termasuk akhlaknya para Nabi. Dari Abu Darda` RA, “Tiga perkara yang merupakan akhlak para nabi: menyegerakan buka, mengakhirkan sahur, meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dalam shalat.” (HR Thabrani).
3. Berbuka dengan apa?
Rasulullah SAW menganjurkan berbuka dengan kurma, kalau tidak ada dengan air, ini termasuk kesempurnaan kasih sayang dan semangatnya Rasulullah SAW (untuk kebaikan) umatnya dan dalam menasehati mereka.
Dari Anas bin Malik RA berkata, "Nabi SAW biasa berbuka dengan ruthab (kurma muda) sebelum shalat, jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan kurma, jika tidak ada kurma, beliau minum dengan satu tegukan air." (HR Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah).
Dengan memberi sesuatu yang manis (kurma) pada perut yang kosong, maka tubuh akan lebih siap menerima dan mendapatkan manfaatnya, terutama tubuh yang sehat, akan bertambah kuat dengannya. Dan bahwasanya puasa itu menghasilkan keringnya tubuh, maka air akan membasahinya, hingga sempurnalah manfaat makanan.Dan ketahuilah, bahwa kurma itu memiliki barakah dan kekhususan demikian pula air- memiliki efek yang positif terhadap hati dan mensucikannya, tiada yang mengetahuinya, kecuali orang-orang yang ittiba’ / mengikuti.
4. Keutamaan orang yang berdoa ketika berbuka
Dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW, "Ada tiga orang yang tidak akan tertolak do'a mereka: seorang yang puasa ketika sedang berbuka, seorang imam yang adil, dan do'a seorang yang terzholimi." (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban).
Dan dari Abdullah bin 'Amr bin al 'Ash berkata, Rasulullah SAW bersabda (yang artinya), "Sungguh bagi orang yang berpuasa itu memiliki do'a yang tidak akan tertolak ketika berhias." (HR Ibnu Majah, Al Hakim).
5. Memberi Makan Orang yang Berpuasa
Dan hendaklah engkau bersemangat, wahai saudaraku -semoga Allah Ta`ala memberi berkah dan taufikNya kepadamu sehingga mampu mengamalkan kebaikan dan ketaqwaan- (yaitu) bila engkau memberi makan kepada orang puasa, maka padanya terdapat pahala yang agung serta kebaikan yang melimpah ruah. Nabi SAW bersabda (yang artinya), "Barangsiapa memberi makan seorang yang berpuasa, ia mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahalanya." (HR Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Dan apabila seorang muslim yang sedang berpuasa diundang makan, wajib baginya untuk memenuhi undangan tersebut. Karena barangsiapa yang tidak memenuhi undangan, maka sungguh ia telah mendurhakai Abul Qasim RA.
Dan disukai bagi yang diundang (makan) untuk mendo'akan kebaikan kepada si pengundang setelah selesai makan, sebagaimana telah datang dari Nabi SAW do'a yang bermacam-macam, di antaranya:
"Orang-orang yang baik telah makan makananmu dan para malaikat telah bershalawat kepadamu serta orang-orang yang berpuasa telah berbuka di rumahmu." (HR Ibnu Abi Syaibah, Ahmad, An Nasa`i, dan yang lainnya).
"Ya Allah, berilah makan orang yang telah memberi makan kepadaku dan berilah minum orang yang telah memberi minum kepadaku." (HR Muslim dari Al Miqdad).
"Ya Allah, ampunilah mereka, sayangilah mereka dan berkahilah terhadap apa yang telah Engkau rizkikan kepada mereka." (HR Muslim dari Abdullah bin Busr).

Hadits tentang shalat terdapat dalam kitab Shahih Muslim

1.Wajib Membaca Al-Fatihah Dalam Stiap Rakaat.

>>Dari sahabat Ubadah bin Shoomit ra. bahwa Nabi Muhammad SAW telah bersabda: "Shalat tidak sah tanpa membaca surah Alfatihah!".

>>Dari sahabat Abu Hurairah ra. katanya: "Suatu hari Rasulullah SAW masuk kedalam masjid,dan bersamaan dengan itu masuk pula seorang laki2,lalu orang itu shalat.Setelah usai shalat,ia datang dan memberi salam kepada Rasulullah SAW,Rasulullah menjawab salamnya seraya berkata:"Ulangilah shalatmu,sebab engkau belum shalat!". Lalu orang itu mengulangi shalatny sama seperti yang telah dikerjakannya tadi.Kemudian dia datang dan memberi salam lagi kepada Nabi,lantas Rasulullah SAW menjawab salam dan berkata:"Kembalilah dan ulangi shalatmu,sebab engkau belum shalat!". Sampai orang itu melakukan shalatny tiga kali.Akhirnya orang itu berkata: "Demi dzat yang telah mengutusmu dengan hak,saya tidak bisa shalat lebih baik dari ini,maka ajarilah saya!". Beliau menjawab: "Jika engkau berdiri untuk shalat,maka ucapkanlah takbir,kemudian bacalah surah Alqur'an sebisamu,kemudian ruku' dengan tuma'ninah,kemudian bangkit dari ruku' sampai badanmu tegal lurus,kemudian sujud dengan tuma'ninah,kemudian duduk antara 2 sujud dengan tuma'ninah,dan lakukanlah seperti ini dalam shalatmu seluruhnya".


2.Bacaan Basmalah Keras atau Pelan.

>>Dari Anas bin Malik ra. katanya: "Saya telah shalat dibelakang Nabi SAW,Abu bakar,Umar dan Utsman,mereka semua membuka bacaannya dengan "Alhamdulillahi robbil 'aalamiin" dan tidak menyebutkan "Bismillahir rohmaanir rohiim" baik diawal bacaan maupun diakhirnya". (ini dalil orang yang mengatakan bahwa bacaan basmallah tidak dibaca jahar-keras)

>>Dari sahabat Anas ra. katanya: "Pada suatu hari,ketika Rasulullah SAW sedang berada ditengah2 kami,tiba2 beliau terlelap sejenak.Tak lama kemudian beliau mengangkat kepalanya sambil tersenyum,kami bertanya: "Apa yang menyebabkan Tuan tersenyum,ya Rasulullah?". Beliau menjawab: "Barusan turun kepadaku satu surah". Kemudian beliau membacakannya: "Bismillahir rohmaanir rohiim,inna a'thoinaakal kautsar,fasholli lirobbika wan har,inna syaani-aka huwal abtar",(surah Al-Kautsar). (hadits ini menjadi dalil bagi mereka yang mengatakan bacaan basmallah dengan jahar)


3.Meletakkan Tangan Antara Pusar dan Dada Sesudah Takbiratul Ihram.

>>Dari sahabat Waail bin Hajar,katanya: Bahwasanya ia telah melihat Nabi SAW mengangkat kedua belah tangannya ketika memulai shalat sambil mengucapkan takbir,sampai sejajar dengan kedua telinganya,kemudian beliau menyelimuti badannya dengan bajunya sambil meletakkan tangan kanannya diatas tangan kirinya.Ketika hendak ruku' beliau mengeluarkan tangannya dari bajunya,kemudian mengangkat kedua tangannya seperti tadi,lalu ruku'.Ketika mengucapkan 'samiallahu liman hamidah' beliaupun kembali mengangkat kedua belah tangannya,dan ketika sujud,maka beliau sujud antara kedua telapak tangannya.


4.Tentang Tasmi',Tahmid dan Ta'min.

>>Dari sahabat Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: "Jika imam mengucapkan -sami'allahu liman hamidah-,maka katakanlah olehmu -Allahumma robbana lakal hamdu-,karena barangsiapa ucapannya bertepatan dengan ucapan malaikat niscaya akan diampunilah dosa2nya yang telah lalu".

>>Dari sahabat Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: "Jika imam mengucapkan -aamiin- maka hendaklah kamu mengucapkan -aamiin- pula,sebab barangsiapa yang aminnya bertepatan dengan amin yang diucapkan malaikat,niscaya akan diampuni dosa2nya yang tlah lalu".


5.Keharusan Mengikuti Gerak Gerik Imam.

>>Dari sahabat Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah telah bersabda: "Sesungguhnya imam itu adalah untuk diikuti,maka janganlah kamu menyalahinya.Jika ia mengucapkan takbir,maka kamu ucapkan pula takbir;dan jika ia ruku',maka ruku'lah;dan jika ia mengucapkan -sami'allahu liman hamidah-,maka ucapkanlah olehmu -Allahumma robbana lakal hamdu-;dan jika ia sujud,sujudlah kamu sekalian;dan jika ia shalat sambil duduk,maka kamu pun harus shalat sambil duduk".


6.Cara Mengingatkan Imam.

>>Dari sahabat Abu Hurairah ra. Rasulullah SAW bersabda: "(Mengucapkan) tasbih (untuk mengingatkan imam) adalah untuk kaum lelaki,sedangkan tashfiq (bertepuk dengan punggung tangan) adalah untuk kaum wanita".


7.Larangan Mendahului Imam.

>>Dari sahabat Anas ra. bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: "Tidak takutkah seseorang yang mengangkat kepalanya sebelum imam,jika kepalanya diubah Allah menjadi kepala keledai?!".


8.Keharusan Meluruskan Shaf Shalat dan Keutamaan Shaf Pertama.

>>Dari sahabat Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah telah bersabda: "Luruskanlah shaf-shaf kalian,sebab meluruskan shaf itu termasuk kesempurnaan shalat!".

>>Dari sahabat Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Seandainya orang2 mengetahui pahala adzan dan shaf pertama,kemudian mereka tidak bisa mendapatkannya kecuali dengan diundi,niscaya mereka benar2 akan mengundinya".

>>Dari sahabat Abu Said Alkhudri ra. katanya:"Rasulullah SAW melihat sahabat2nya memilih tempat di shaf belakang,lalu beliau berkata: "Majulah kedepan dan berimamlah padaku,dan orang yang datang sesudahmu hendaklah berimam kepadamu.Kelak,orang2 yang selalu mengakhir-akhirkan shalatnya,hingga Allah menjadikan mereka terbelakang".

>>Dari sahabat Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Sebaik-baik shaf kaum lelaki itu adalah shaf pertama dan seburuk-buruk shaf lelaki itu adalah yang terakhir;dan sebaik-baik shaf wanita adalah yang terakhir dan seburuk-buruk shaf wanita itu adalah yang pertama".


9.Pakaian Dalam Shalat.

>>Dari sahabat Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah seseorang shalat hanya dengan satu pakaian saja (misalnya hanya memakai sarung),tanpa ada penutup dikedua pundaknya".


10.Larangan Lewat Didepan Orang Shalat.

>>Dari sahabat Abdullah bin Umar ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Jika seseorang diantara kamu sedang shalat,maka jangan biarkan orang lain lewat dihadapanny,kalau orang itu membangkang (tetap mau lewat juga) maka hendaklah dibunuhnya,sebab setan ikut bersamanya".

>>Dari Abu Juhaim ra. bahwa Rasulullah bersabda: "Seandainya orang yang lewat dihadapan orang yang sedang shalat itu mengetahui dosanya,niscaya ia akan memilih berhenti (menunggu) selama empat puluh...,itu lebih baik baginya daripada lewat di depan orang yang shalat itu". (Tidak disebutkan empat puluh hari,atau bulan atau tahun)


11.Perintah Agar Imam Meringankan Shalat.

>>Dari sahabat Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Jika seseorang diantara kamu menjadi imam orang banyak,maka hendaklah ia meringankan (shalatnya)sebab diantara mereka (para jama'ah shalat) itu ada anak kecil,orangtua,orang lemah,orang sakit (dan sebagainya).Kalau ia shalat sendirian,maka ia boleh shalat sekehendaknya".


12.Larangan Membaca Al-Qur'an Pada Waktu Ruku' dan Sujud.

>>Dari sahabat Ali bin Abithalib ra. katanya: "Rasulullah SAW telah melarang saya membaca Al-Qur'an ketika saya sedang ruku' atau sujud".


13.Do'a Ketika Ruku' dan Sujud.

>>Dari sahabat Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: "Saat yang paling dekat antara seorang hamba dan Tuhannya adalah pada waktu ia sedang sujud,maka perbanyaklah do'a ketika sujud itu".

>>Dari Aisyah ra. bahwa Rasulullah SAW didalam ruku' dan sujudnya sering mengucapkan: "Maha Suci Engkau Ya Allah,oh Tuhan kami,dengan segala pujian-Mu.Ya Allah,ampunilah aku".

>>Dari Aisyah ra. bahwasanya Rasulullah SAW mengucapkan didalam ruku' dan sujudnya: "Subbuuhun qudduusun robbul malaaikati war ruuh".


14.Tentang Anggota Sujud.

>>Dari sahabat Ibnu Abbas ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Saya diperintahkan agar sujud diatas tujuh tulang (anggota badan),kening (lalu Beliau memberi isyarat kearah hidungnya),dua tangan,dua kaki dan ujung kedua telapak kaki".

>>Dari sahabat Anas ra. katanya;Rasulullah SAW bersabda: "Bersikap luruslah dalam sujud dan janganlah kalian membentangkan kedua tangan kalian seperti caranya anjing".


15.Shalat Disaat Makanan Sudah Dihidangkan.

>>Dari sahabat Anas bin Malik ra,dari Rasulullah SAW,sabdanya: "Jika makanan (malam) telah disajikan dan shalat diiqomatkan,maka mulailah dengan makan lebih dahulu". (Hadits ini menjelaskan keharusan makan lebih dulu bila makanan dihidangkan ketika waktu shalat sudah diserukan.Tetapi bila waktu shalat tinggal sedikit,yang sekiranya kalau dilakukan makan lebih dulu waktuny nanti habis,maka sebaiknya shalat lebih dahulu)

>>Dari Aisyah ra. katanya;Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah seseorang mengerjakan shalat ketika hadir waktu makan,dan jangan pula shalat ketika ia sedang hendak buang air kecil dan besar". (Larangan disini adalah larangan makruh,sebab bisa mengurangi kekhusyukan shalat)


16.Sunnah Dzikir Sesudah Shalat.

>>Dari Thauban ra. katanya: "Rasulullah SAW dahulu,jika Beliau selesai shalat,Beliau mengucapkan istighfar tiga kali,lalu mengucapkan:Allahumma antas salaam,waminkas salaam,tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikroom".

>>Dari sahabat Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah bersabda: "Barangsiapa mengucapkan SUBHAANALLAH setiap selesai shalat sebanyak 33 kali,dan ALHAMDULILLAH 33 kali,dan ALLAHU AKBAR 33 kali,semuanya jadi 99 kali,kemudian ditutupnya hingga genap 100 kali,dengan; laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lah,lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qodiir,maka akan diampunilah dosa2nya,sekalipun banyaknya seperti buih dilautan".


16.Doa Antara Takbirotul Ihrom dan Bacaan.

>>Dari sahabat Ibnu Umar ra. katanya: "Ketika kami sedang melakukan shalat bersama Rasulullah SAW,tiba2 seorang lelaki berkata; Allahu akbar kabiiron,walhamdu lillahi katsiiron,wa subhaanallaahii bukrotaw wa ashiilaa. Lalu Rasulullah SAW bertanya: Siapa yang mengucapkan kalimat itu tadi? Orang tersebut menjawab:Saya, ya Rasulullah. Rasulullah berkata: Saya heran dengannya,sebab pintu2 langit terbuka karenanya. Ibnu Umar berkata; Sejak mendengar perkataan Rasulullah SAW itu,maka saya tidak pernah meninggalkan membaca doa tersebut".


17.Cara Berjalan Menuju Masjid.

>>Dari sahabat Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Jika adzan untuk shalat telah dikumandangkan,maka janganlah kamu mendatanginya sambil bergegas gegas,tetapi datangilah ia dengan tenang.Jika kalian dapatkan jama'ah maka shalatlah,dan jika ketinggalan,maka sempurnakanlah.Karena jika seseorang sengaja (ke masjid) untuk shalat,maka ia sudah ada didalam shalat".


18.Hukum Orang Yang Hanya Mendapatkan Satu Rakaat Bersama Imam.

>>Dari sahabat Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa mendapatkan satu raka'at dari sesuatu shalat,maka berarti ia mendapatkan shalat itu secara keseluruhan".


19.Sunnah Menunda Shalat Dzuhur Pada Waktu Terik.

>>Dari sahabat Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Jika hari sangat terik maka dinginkanlah shalat (artinya shalat setelah agak dingin),sebab cuaca yang sangat panas itu berasal dari gejolak api neraka".


20.Keutamaan Shalat Shubuh dan Ashar.

>>Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Malaikat malam dan malaikat siang saling bergiliran mengawasi kamu,dan mereka berkumpul pada shalat shubuh dan ashar.Kemudian malaikat yang bermalam bersamamu naik ke langit,lalu mereka ditanya oleh Tuhan mereka,padahal Dia Maha Mengetahui mengenai mereka; Bagaimana kalian tinggalkan hamba2-Ku itu? Malaikat itu menjawab: Kami tinggalkan mereka dalam keadaan sedang shalat,dan kami datangi mereka dan mereka pun dalam keadaan sedang shalat".


21.Boleh Shalat Sunnah Berjama'ah.

>>Dari sahabat Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah SAW melaksanakan shalat dengannya dan dengan ibunya atau bibinya.Kata Anas: "Beliau menempatkan saya disebelah kanannya dan orang perempuan dibelakang kami".


22.Keutamaan Melangkahkan Kaki ke Masjid.

>>Dari sahabat Abu Musa ra. katanya;Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya orang yang paling besar pahalanya ialah orang yang paling jauh langkahnya ke masjid".


23.Tentang Qunut.

>>Dari Muhammad,katanya: "Saya bertanya kepada sahabat Anas,apakah Rasulullah SAW membaca qunut didalam shalat subuh?.Dia menjawab;Ya,sesudah ruku' sebentar".


24.Tentang Qada' Shalat.

>>Dari sahabat Anas bin Malik ra. katanya;Rasulullah SAW bersabda: "Jika seseorang tertidur atau terlupa untuk mengerjakan shalat,maka hendaklah dikerjakannya setelah ia ingat,sebab Allah berfirman;Dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku".


25.Shalat Musafir.

>>Dari Aisyah ra. istri Rasulullah SAW ,bahwa ia berkata: "Shalat (pada mulanya) diwajibkan dua rakaat-dua rakaat baik tidak dalam perjalanan maupun dalam perjalanan.Kemudian untuk shalat dalam perjalanan tetap dua rakaat,sedangkan shalat tidak dalam perjalanan ditambah (rakaatnya)".

>>Dari sahabat Ibnu Abbas ra. katanya: "Allah telah mewajibkan shalat melalui lisan Nabimu SAW atas musafir dua rakaat,atas orang yang mukim empat rakaat,dan dalam saat ketakutan satu rakaat".


26.Bab Pergi Jika Usai Shalat.

>>Dari Qutaibah bin Said,dari Abu Awan,dari Assuda,katanya: "Saya bertanya kepada sahabat Anas ra. bagaimana (sebaiknya) saya pergi jika selesai shalat,apakan dari sebelah kanan atau dari sebelah kiri? Anas menjawab:Kalau saya,maka yang sering saya lihat Rasulullah SAW pergi dari sebelah kanannya".


27.Makruh Shalat Sunnah Sesudah Iqamat.

>>Dari sahabat Abu Hurairah ra. dari Rasulullah SAW,sabdanya: "Jika shalat telah diiqamatkan,maka tidak ada shalat kecuali shalat maktubah (shalat fardhu)".


28.Waktu Yang Terlarang Dikerjakannya Shalat Sunnah.

>>Dari sahabat Abu Hurairah ra: "Rasulullah SAW telah melarang shalat sesudah Ashar sampai terbenam matahari,dan sesudah shalat Shubuh sampai terbit matahari".


29.Mengerjakan Shalat Sunnah Di Rumah.

>>Dari sahabat Ibnu Umar ra. dari Rasulullah SAW,katanya: "Jadikanlah bagian dari shalatmu itu dirumah-rumah kamu,dan janganlah kamu jadikan rumah-rumahmu itu laksana kuburan".

>>Dari sahabat Jabir ra. katanya;Rasulullah bersabda: "Jika seseorang telah melaksanakan shalat di masjid,maka hendaklah ia jadikan untuk rumahnya bagian dari shalatnya itu,sebab Allah akan menjadikan dari shalatnya itu suatu kebaikan di rumahnya".


30.Shalat Dalam Keadaan Kantuk.

>>Dari Aisyah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Jika seseorang mengantuk diwaktu shalat,maka hendaklah ia tidurkan hingga hilang rasa kantuknya.Sebab seseorang shalat dalam keadaan mengantuk,maka dikuatirkan maksudnya hendak mem0hon ampun,namun yang keluar adalah cacian terhadap dirinya".



SYAHRULLAH

Salah satu bimbingan Rasulullah SAW adalah memuliakan bulan Muharram. Rasul menyebut bulan ini sebagai “Bulan Allah

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah (bulan) Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib (lima waktu) adalah shalat malam.“[1].


Hadits yang mulia ini menunjukkan dianjurkannya berpuasa pada bulan Muharram, bahkan puasa di bulan ini lebih utama dibandingkan bulan-bulan lainnya, setelah bulan Ramadhan[2].

Mutiara hikmah yang dapat kita petik dari hadits ini:

- Puasa yang paling utama dilakukan pada bulan Muharram adalah puasa ‘Aasyuura’ (puasa pada tanggal 10 Muharram), karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukannya dan memerintahkan para sahabat radhiyallahu ‘anhum untuk melakukannya[3], dan ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang keutamaannya beliau bersabda,

يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Puasa ini menggugurkan (dosa-dosa) di tahun yang lalu“[4].


- Lebih utama lagi jika puasa tanggal 10 Muharram digandengankan dengan puasa tanggal 9 Muharram, dalam rangka menyelisihi orang-orang Yahudi dan Nashrani, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika disampaikan kepada beliau bahwa tanggal 10 Muharram adalah hari yang diagungkan orang-orang Yahudi dan Nashrani, maka beliau bersabda,

فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ

Kalau aku masih hidup tahun depan, maka sungguh aku akan berpuasa pada tanggal 9 Muharram (bersama 10 Muharram).” [5]


- Adapun hadits,

صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ صُومُوا قَبْلَهُ يَوْماً أَوْ بَعْدَهُ يَوْماً

Berpuasalah pada hari ‘Aasyuura’ dan selisihilah orang-orang Yahudi, berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.“[6], maka hadits ini lemah sanadnya dan tidak bisa dijadikan sebagai sandaran dianjurkannya berpuasa pada tanggal 11 Muharram[7].

- Sebagian ulama ada yang berpendapat di-makruh-kannya (tidak disukainya) berpuasa pada tanggal 10 Muharram saja, karena menyerupai orang-orang Yahudi, tapi ulama lain membolehkannya meskipun pahalanya tidak sesempurna jika digandengkan dengan puasa sehari sebelumnya[8].


- Sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan puasa tanggal 10 Muharram adalah karena pada hari itulah Allah Ta’ala menyelamatkan Nabi Musa álaihis salam dan umatnya, serta menenggelamkan Fir’aun dan bala tentaranya, maka Nabi  Musa ‘alaihis salam pun berpuasa pada hari itu sebagai rasa syukur kepada-Nya, dan ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar orang-orang Yahudi berpuasa pada hari itu karena alasan ini, maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَنَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ

Kita lebih berhak (untuk mengikuti) Nabi Musa ‘alaihis salam daripada mereka“[9].

Kemudian untuk menyelisihi perbuatan orang-orang Yahudi, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan untuk berpuasa tanggal 9 dan 10 Muharram[10].

- Hadits ini juga menunjukkan bahwa shalat malam adalah shalat yang paling besar keutamaannya setelah shalat wajib yang lima waktu[11].

***

Penulis: Ustadz Abdullah Taslim Al Buthoni, M.A.
Artikel www.muslim.or.id

[1] HSR Muslim (no. 1163).
[2] Lihat keterangan Syeikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin dalam Syarhu Riyadhis Shalihin (3/341).
[3] Dalam HSR al-Bukhari (no. 1900) dan Muslim (1130).
[4] HSR Muslim (no. 1162).
[5] HSR Muslim (no. 1134).
[6] HR Ahmad (1/241), al-Baihaqi (no. 8189) dll, dalam sanadnya ada perawi yang bernama Muhammad bin Abdurrahman bin Abi Laila, dan dia  sangat buruk hafalannya (lihat Taqriibut Tahdziib hal. 493). Oleh karena itu syaikh al-Albani menyatakan hadits ini lemah dalam Dha’iful Jaami’ (no. 3506).
[7] Lihat kitab Bahjatun Nazhirin (2/385).
[8] Lihat keterangan Syeikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin dalam as-Syarhul Mumti’ (3/101-102).
[9] Semua ini disebutkan dalam HSR al-Bukhari (3216) dan Muslim (1130).
[10] Lihat keterangan syaikh Muhammad al-Utsaimin dalam Syarhu Riyadhis Shalihin (3/412).
[11] Lihat kitab Bahjatun Nazhirin (2/329).


Minggu, 03 Juli 2011

Tanda-Tanda Kiamat Di Masjidil Haram

Artikel ini ditulis oleh Al Akh Nuruddin Al Aldunisiy, ditulis di Riyadh Saudi.




"Belum akan datang kiamat sehingga manusia berlomba-lomba dengan bangunan-bangunan yang megah. " (HR. Bukhari)

Liputan Lengkap Dari Masjidil Haram

Assalamualaikum, sahabat yang dicintai Allah. Ana (saya) punya sajian mengejutkan yang insya Allah akan menghangatkan jiwa kita.

Sebelumnya, izinkan ana membawa antum bertamasya di utopia dunia khayal tingkat tinggi yang satu persatu telah terbukti ini, di sisi lain menakjubkan dan di sisi lain menakutkan. Bagi orang beriman tentunya ini adalah hal yang sangat menggetarkan hati dan akan menambah keimanan dan rasa takut dan tunduk terhadap Allah Subhanahuwwatala.

Akhukum fillah, tentunya Masjidil Haram tidak asing buat kita. Di sanalah lembah peradaban Islam bersinar ke seluruh bumi Allah ini. Lembah terjaga yang insya Allah akan terjamin keamanannya hingga akhir zaman. Di sana ada Baitullah yang menjadi kiblat umat Islam sejagat, ke arah lembah inilah setiap saat wajah wajah mukminin mukminat terarah, menghadapkan wajahnya kepada simbol rumah Allah, Baitullah.

Lembah ini tak pernah sepi dikunjungi jutaan manusia dari berbagai penjuru dunia, tak heran, banyak yang ketagihan dan merasakan rindu yang mendalam ketika sudah merengkuh nikmatnya shalat di Masjidil Haram tepat di hadapan Baitullah.

Namun ikhwahfillah, ada yang berbeda, di Masjidil Haram saat ini. Mungkin kebanyakan orang biasa biasa saja melihat banyak perubahan di sekitar Masjidil Haram. Mungkin juga mereka tersenyum terkagum-kagum melihat gedung-gedung mewah yang berdiri kokoh di samping Masjidil Haram saat ini.

(Di atas ini adalah beberapa foto yang sempat ana ambil dalam kunjungan pertama ana ke Baitullah)

(Gedung terlihat belum sempurna, dipuncak sana terlihat sebuah jam raksasa yang baru setengah selesai)

(Abraj Al Bait || The Royal Clock Tower Mecca)

Mengagumkan, tapi selama jeprat-jepret photo hati ana terus berbisik, siapakah gerangan yang merencakan gedung-gedung ini? dan kenapa harus di halaman Masjid suci ini?

(Abraj Al Bait || The Royal Clock Tower Mecca dan Salah satu Tower [Gerbang] Masjidil Haram)

(Tampak depan Masjidil Haram dan Abraj Al Bait persis di sampingnnya)

Mengagumkan!

Menurut beberapa sumber, gedung yang dibangun di halaman Masjidil Haram dikenal dengan sebutan “Mecca Royal Clock Hotel Tower” yang direncanakan berketinggian lebih dari 601 meter!

(Mecca Royal Clock Hotel Tower, 601 Meter)

Ketinggiannya hanya selisih 200 meter dari gedung tertinggi dunia saat ini, yaitu Al Burj Khalifa Dubai (lihat foto di bawah).

Burj Khalifa, merupakan gedung tertinggi di dunia (828 meter) yang telah diresmikan Januari 2010 lalu, bangunan ini memecahkan rekor gedung tertinggi sebelumnya yaitu CN Tower dengan ketinggian 553 meter.

Perhatikan gedung yang dibangun di pinggir Al Haram ini lebarnya luar biasa. Bandingkan saja dengan gedung lain, Albraj Albait atau The Royal Clock Tower Meca ini memiliki luas 1,500,000 (1 juta) meter persegi. Antum bisa bayangkan berapa banyak bangunan di sana yang digusur dan berapa lahan bukit sebelah Masjid Al Haram yang dibongkar?

Ana ingin menangis, melihat bumi Allah dirusak dengan mesin-mesin raksasa itu. Debu-debu beterbangan di sekitar Masjid Haram. Masya Allah. Informasi juga dari aktifitas yang ana lihat, mungkin bukit di sekeliling masjid di lembah itu akan diratakan.

Jika sudah rata, bukankah lembah suci yang terjaga sejak zaman Nabiyullah Ibrahim as. itu tidak ada lagi dan berubah menjadi taman kota dengan gedung pencakar langit?

Siapa penghuni apartemen mewah itu nanti? Siapa? Akankah ini dijadikan lahan bisnis atau kepentingan politik. ALLAHUAKBAR!

(Poster Rencana Perombakan Masjidil Haram)

Coba Perhatikan, di antara tower-tower yang direncanakan itu ada beberapa yang sudah jadi, di antaranya; InterContinental dan The Royal Clock Tower yang kita bahas di atas, jika kita amati di atas ada dua tower raksasa yang terhubung Mirip Twin Tower Petronas di Malaysia. Itu adalah gerbang masuk kompleks Masjid ini nanti.

Bisa antum lihat tidak ada tanda tanda bukit di sana bukan? Padahal jalan yang melewati dua tower itu sebelumnya membelah dua bukit. Ketika ana mengambil foto ini, di sana baru terlihat ada aktifitas pembangunan tower sebelah kiri. Dan di sebelah kanan masih berupa bukit batu yang sedang dihancurkan.

Sebelumnya ana mengira itu pembangunan sebuah kompleks kantor atau supermarket super besar. Ana sendri aneh, bangunan ini berbeda jauh dari Masjid, dan baru tersadar ternyata itu adalah gerbang utama untuk kompleks kota nanti.

Tanda Apakah Ini?

Padahal itu Tanah Haram. Menakutkan. Adakah manusia mulai berani merusak tanah Haram ini? Ataukah peminpin negri-negri Islam ini juga ikut serta dalam maraknya perlombaan pembangunan gedung-gedung pencakar langit dengan negara 'kaya' lain?

Coba perhatikan catatan perlombaan gedung-gedung pencakar langit di dunia yang hampir setiap tahun saling mengalahkan, di grafik berikut:

Perhatikan Gedung Tertinggi di atas, itu adalah Miles Tower gedung yang akan mengalahkan Al Burj Dubai. Arab Saudi dengan kekayaanya berencana membangun gedung ini di Jedah. Lagi, ini merupakan calon gedung tertinggi di dunia dengan angka ketinggian Tertinggi 1600 Meter! (1,5 Kilometer Menjulang kelangit).

Ini Tidak Mengejutkan?

Setelah ana terus telusuri ternyata Miles Tower ini pun sudah ada pesaingnya yang tak tanggung-tanggung membangun gedung dengan ketinggian 3. 200 Meter atau 3 kilometer menjulang ke angkasa).

The Ultima Tower!

Bangunan yang membentuk kota pencakar langit yang didesain Architecture America —Eugene Tsui 1991— ini ditargetkan akan menelan biaya $150,000,000,000. - (150 Milyard Dolar Amerika). Bangunan yang berbentuk kota berfasilitas lengkap ini bisa menampung populasi sampai satu juta orang dengan luas keseluruhan 140 Juta Meter Persegi. Tentu saja Designer telah merancang segalanya termasuk Fasilitas LiftMutakhir hingga orang bisa mencapai lantai tertinggi gedung ini (diketinggian 3. 200 meter) hanya membutuhkan waktu 9 minutes and 40 detik. (Lihat: tdrinc.com/ultima.html)

Betapa Canggihnya!

Lalu. Pantaskah kita kagum? Atau mungkinkah rencana itu terjadi? Tidakkah keserakahan manusia-manusia ini adalah tanda-tanda kiamat yang nyata? Allahhurobbuna Kariim.

Saya tersentak beberapa kali, ketika kemudian membaca kembali Hadith yang diriwayatkan Umar Radiyallahu Anhu yang menceritakan ketika Nabiyullah Muhammad Salallahualaihi Wassalam, didatangi malaikat Jibril Alaihissalam di depan Umar dan para sahabat. Saat itu Allah Tabarokawataala menguji Rasulillah saw. dengan beberapa pertanyaan yang disampaikan malaikat Jibril yang menjelma sebagai manusia:

Pada suatu hari kami (Umar Ra dan para sahabat Ra) duduk-duduk bersama Rasulullah saw. Lalu muncul di hadapan kami seorang yang berpakaian putih. Rambutnya hitam sekali dan tidak tampak tanda-tanda perjalanan. Tidak seorangpun dari kami yang mengenalnya. Dia langsung duduk menghadap Rasulullah saw. Kedua kakinya menghempit kedua kaki Rasulullah, dari kedua telapak tangannya diletakkan di atas paha Rasulullah saw, seraya berkata, "Ya Muhammad, beritahu aku tentang Islam." Lalu Rasulullah saw menjawab, "Islam ialah bersyahadat bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan mengerjakan haji apabila mampu." Kemudian dia bertanya lagi, "Kini beritahu aku tentang iman." Rasulullah saw menjawab, "Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan beriman kepada Qodar baik dan buruknya." Orang itu lantas berkata, "Benar. Kini beritahu aku tentang ihsan." Rasulullah berkata, "Beribadah kepada Allah seolah-olah anda melihat-Nya walaupun anda tidak melihat-Nya, karena sesungguhnya Allah melihat anda." Dia bertanya lagi, "Beritahu aku tentang Assa'ah (azab kiamat)." Rasulullah menjawab, "Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya." Kemudian dia bertanya lagi, "Beritahu aku tentang tanda-tandanya." Rasulullah menjawab, "Seorang budak wanita melahirkan nyonya besarnya. Orang-orang tanpa sandal, setengah telanjang, melarat dan penggembala unta masing-masing berlomba membangun gedung-gedung bertingkat." Kemudian orang itu pergi menghilang dari pandangan mata. Lalu Rasulullah Saw bertanya kepada Umar, "Hai Umar, tahukah kamu siapa orang yang bertanya tadi?" Lalu aku (Umar) menjawab, "Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui." Rasulullah Saw lantas berkata, "Itulah Jibril datang untuk mengajarkan agama kepada kalian." (HR. Muslim)

"BERLOMBA LOMBA MEMBANGUN GEDUNG BERTINGKAT" itulah salah satu tanda-tanda kiamat yang dikatakan Rasulillah Muhammad Salallahu alaihi wassalam dalam Hadits tersebut.

Mungkin akhukum fillah, sudah lama mendengar kisah hadits yang menjadikan referensi tentang Islam-Iman-Ihsan ini. Tapi yang kita gariskan disni adalah bahwa di sana tersirat jelasRasul Salallohualaihi wassalam mengabarkan kepada sahabat bahwa nanti sebelum kiamat terjadi, manusia akan berlomba-lomba membangun gedung bertingkat tingkat. Mungkin saat Itu para sahabat kebingungan karena saat itu Saudi Arabia adalah gurun tandus dan memang belum ada kota kota gemerlap seperti saat ini?

Dan saat ini. Naudzubillahimindalik, gedung-gedung angkuh itu telah mendesak pekarangan Masjidil Haram. Dan bukit bukit di sekitar lembah di mana Nabi Ibrahim as. dan putranya mendirikan tonggak-tonggak Baitullah itu sekarang dihancurkan dan diganti dengan gedung-gedung komersial serakah.

(Foto diambil dari Royal Clock Tower)

Masya Allah, ana benar-benar merasa sedih ketika mendaki Jabal Nur keesokan harinya. Gedung ini memang tidak main-main, begitu besar dan megah! Hingga kemegahannya seakan inngin mengubur Masjidil Haram. Antum bisa perhatikan sendiri foto yang ana ambil dari dari puncak tertinggi Makkah di Jabal Al Noor (Gua Hira).

Lihat lebih dekat lagi (foto di bawah), Masjidil Haram hanya terlihat tower-tower kecil di bawah gedung Royal Clock Tower itu.

Sekarang mari kita pulang lagi ke Masjidil Haram, kita lihat gedung ini dari Masjidil Haram.

Foto ini diambil dari lantai 2 Masjidil Haram. Lihat gedung raksasa hijau sebelah kiri. Dan inilah yang akan terlihat beberapa bulan ke depan setelah bangunan ini selesai!

Jam raksasa yang saat tulisan ini dibuat (September 2010) itu sudah selesai dibangun (berukuran kurang lebih 40 meter) sudah ditampilkan ke seluruh dunia oleh Chanel TV MBC setiap kali adzan tiba secara live dari Masjidil Haram.

Siapa yang memungkiri keindahan dan kemegahannya? Ana sendiri terkagum-kagum, ternyata pengembala unta ini sekarang sudah 'pintar' dan persis seperti yang dikabarkan Rasul saw. berabad-abad lalu berlomba-lomba membangun gedung megah.

Satu lagi Akhifillah, tentunya ana sangat tidak berhak untuk mengutuk Raja Arab Saudi yang mengizinkan pembangunan apartemen dan hotel mewah persis di halaman Masjidil Haram itu, mungkin beliau tengah merencanakan sesuatu. Misalnya saja untuk mengantisifasi jamaah Haji yang jumlahnya jutaan yang mengalir ke Masjidil Haram untuk Hajj. Tapi mari kita berfikir, silahkan antum fikirkan.

(Hotel InterContinental Dar Et Tawhid, Depan Masjidil Haram)

Persis di halaman depan gerbang utama (Pintu Masuk No. 72) Masjidil Haram berdiri sebuah hotel mewah bernama "InterContinental Dar Et Tawhid Makkah" sebuah hotel bintang 5 yang berlogo IHG (InterContinental Hotel Group), sebuah Rantai Hotel milik Amerika.

Sangat Mengherankan?

Tidak-kah mereka mendengar firman Allah dalam Al-Quran bahwa Tanah Haram ini adalah untuk semua manusia di bumi, bukan untuk bisnis?

"Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia di jalan Allah dan Masjidil Haram yang telah Kami jadikan untuk semua manusia, baik yang bermukim di situ maupun di padang pasir dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebagian siksa yang pedih. " (QS. Al-Hajj [22] : 25)

Demikian liputan ana dari Makkah Al-Mukaramah, Saudi Arabia. Semoga menjadi informasi berharga dan renungan untuk kita semua.

Nuruddin Al-Indunissy

Riyadh 2010



IRONIS: Mengubah Ibadah Menjadi Sekedar Wisata Ruhani.

Duhai ya Rabbi… Masjidil Haram, Masjid An Nabawi, adalah simbol agama-Mu, simbol keagungan risalah-Mu, simbol kesatuan dan kesucian Islam. Namun kini, Tanah Suci dan Masjid Suci ditenggelamkan di balik hawa nafsu manusia yang ingin mengeruk kekayaan sebesar-besarnya dari “wisata Haji-Umrah”.

Ibadah yang suci, Manasik Ibrahim As yang suci, hendak ditenggelamkan oleh ambisi membangun hotel, membangun gedung Abraj Al Bait yang meniru konsep gedung Big Ben di Inggris itu; Masjidil Haram hendak dibuang nuansa ruhaninya, lalu diganti nuansa wisata dan pelesir.

Allahumma ya Rabbi, lindungilah Tanah Suci, lindungilah Masjidil Haram, lindungilah Ibadah Haji-Umrah, lindungilah simbol Islam, lindungilah kehidupan kaum Muslimin di Saudi, Indonesia, dan seluruh dunia. Amin Allahumma amin.

Ya Allah, hanya kepada-Mu kami memohon, berlindung, serta mengadukan duka nestapa. Dulu Abdul Muthalib pernah menyerahkan Ka’bah kepada-Mu, maka kini pun kami memasrahkan Ka’bah dan Masjidil Haram kepada-Mu ya Allah ya ‘Aziz. Ya Allah, patahkan tangan-tangan zhalim yang hendak merusak simbol Islam dan Manasik Hajji dan Umrah. Allahumma amin ya Rabbal ‘alamiin.